Selasa, 28 Februari 2012

BANGUNAN BERTINGKAT

Suatu kota atau wilayah yang sudah sedemikian padat dan tidak mungkin lagi berkembang ke arah horisontal, padahal kebutuhan akan tempat tinggal dan tempat kerja masih terus bertambah. Maka satu-satunya alternatif adalah pengembangan ke arah vertikal. Dalam realisasinya, pengembangan ke arah vertikal ini diwujudkan dalam bentuk bangunan gedung-gedung bertingkat. Bangunan bertingkat adalah suatu sistem yang mempunyai lapis lantai lebih dari satu, umumnya bertingkat ke atas walaupun ada juga yang bertingkat ke dalam tanah.
Ditinjau dari ketinggian gedung dan spesifikasi perancangan dan syarat-syarat, bangunan bertingkat dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu :
1.    Bangunan bertingkat rendah (Low rise building) : mempunyai 3-4 lapis lantai atau ketinggian + 10m.
2.    Bangunan bertingkat tinggi (High rise building) : mempunyai lapis lantai lebih dari 4 dan ketinggian lebih dari 10m.
Ada empat hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan bangunan, yaitu :
Estetika           : sebagai dasar keindahan dan keserasian bangunan yang mampu memberikan rasa bangga kepada pemiliknya
Fungsional      : disesuaikan dengan pemanfaatan dan penggunaannya sehingga dalam pemakaiannya dapat memberikan kenikmatan dan kenyamanan
Struktural        : mempunyai struktur yang kuat dan mantap yang dapat memberikan rasa aman untuk tinggal didalamnya
Ekonomis        : pendimensian elemen bangunan yang proporsional dan penggunaan bahan bangunan yang memadai sehingga bangunan awet dan mempunyai umur pakai yang panjang.
Beberapa tahapan yang harus dilakukan dalam perancangan dan analisis bangunan bertingkat adalah :

BAGIAN 1 : PONDASI (Sub Structure)

Pondasi sering disebut struktur bangunan bagian bawah (sub structure) terletak paling bawah dari bangunan yang berfungsi mendukung seluruh beban bangunan dan meneruskan ke tanah dibawahnya. Mengingat letaknya yang didalam tanah tertutup oleh lapisan tegel maupun tanah halaman, maka pondasi harus dibuat kuat, aman, stabil, awet dan mampu mendukung beban bangunan, karena kerusakan pada pondasi akan sangat sulit untuk memperbaikinya.
Kerusakan pondasi akan selalu diikuti oleh kerusakan-kerusakan pada bangunan bagian atasnya. Misalnya pondasi pecah atau mengalami penurunan, maka dibangun bagian atas akan tampak kerusakan yang berupa :

BAGIAN II : RANGKA BANGUNAN (Upper Structure)


Rangka bangunan adalah bagian dari bangunan yang merupakan struktur utama pendukung berat bangunan dan beban luar yang bekerja padanya. Rangka bangunan untuk bangunan bertingkat sederhana atau bertingkat rendah, umumnya berupa struktur rangka portal (frame structure). Struktur ini berupa kerangka yang terdiri dari kolom dan balok yang merupakan rangkaian yang menjadi satu kesatuan yang kuat.
Kolom portal harus dibuat menerus dari lantai bawah sampai lantai atas, artinya letak kolom-kolom portal tidak boleh digeser pada tiap lantai, karena hal ini akan menghilangkan sifat kekakuan dari struktur rangka portalnya. Jadi harus dihindarkan denah kolom portal yang tidak sama untuk tiap-tiap lapis lantai. Ukuran kolom makin keatas boleh makin kecil. Perubahan dimensi kolom harus dilakukan pada lapis lantai agar pada satu lajur kolom mempunyai kekakuan yang sama.

BAGIAN III : PLAT LANTAI (Floor Plate)


Yang dimaksud plat lantai adalah lantai yang tidak terletak di atas tanah langsung, jadi merupakan lantai tingkat. Plat lantai ini didukung oleh balok-balok yang bertumpu pada kolom-kolom bangunan.
Fungsi plat lantai adalah :
1.    Memisahkan ruang bawah dan ruang atas
2.    Sebagai tempat berpijak penghuni di lantai atas
3.    Untuk menempatkan kabel listrik dan lampu pada ruang bawah
4.    Meredam suara dari ruang atas maupun dari ruang bawah
5.    Menambah kekakuan bangunan pada arah horisontal

BAGIAN IV : TANGGA (STAIRS)



Tangga adalah jalur yang bergerigi (mempunyai trap-trap) yang menghubungkan satu lantai dengan lantai diatasnya, sehingga berfungsi sebagai jalan untuk naik dan turun antara lantai tingkat. Letak tangga harus dibuat agar mudah dilihat dan dicari oleh orang yang akan menggunakannya. Ruang tangga sebaiknya terpisah dengan ruang lain, agar orang yang naik turun tangga tidak mengganggu aktifitas penghuni yang lain. Apabila tangga dimaksudkan juga sebagai jalan darurat, sebaiknya direncanakan dekat dengan pintu keluar, agar bila terjadi bencana (kebakaran, gempa) penghuni di lantai atas dapat turun langsung ke luar menuju ke halaman.

BAGIAN V : ATAP (Roof)

Fungsi atap adalah untuk melindungi bangunan beserta isinya dari pengaruh panas dan hujan. Bentuk dan bahan atap harus serasi dengan rangka bangunannya, agar dapat menambah indah dan anggun serta menambah nilai dari harga bangunannya. Bentuk atap untuk bangunan bertingkat dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu : atap datar & atas sudut.

BAGIAN VI : SANITASI


Sanitasi adalah suatu usaha untuk memberikan fasilitas di dalam rumah yang dapat menjamin agar keadaan didalam rumah selalu bersih dan sehat. Usaha ini harus ditunjang oleh adanya penyediaan air bersih yang cukup dan pembuangan air kotoran yang lancar. Air minum harus memenuhi persyaratan sebagai air minum yang berguna untuk kebutuhan hidup manusia, seperti : minum, masak, cuci, menyiram, dalam arti air harus sehat, jernih, bersih dari kuman penyakit dan kotoran lain, tidak mengandung zat kimia aktif, tidak bau dan tidak ada rasa.